Fenomena Riba sebuah Bank,Yayasan,Koperasi,dll

Banyak pakar ekonomi di Indonesia,baik laki-laki maupun perempuan,tapi menurut saya,dari banyaknya pakar ekonom di negeri ini,lebih banyak pakar ribawinya daripada para pakar ekonomi yang 'sehat'.Demikian pula sebutan 'sarjana ekonomi' yang sering kita dengar,semoga saja bukan 'sarjana ribawi' ya.

Meskipun sudah banyak dalil yang menyatakan diharamkannya sebuah riba,praktek ribawi justru menjadi tolok ukur dan dijadikan sebagai roda dalam menjalankan perekenomian sebuah perusahaan,yayasan maupun perekenomian dalam sebuah keluarga.

Dalil yang menyatakan haramnya riba baik dari Al-qur'an dan Assunnah diantaranya adalah:

  • Dalil dari Al-Qur`an di antaranya adalah:


وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(Al-Baqarah: 275)


يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al-Baqarah: 278-279)

  • Dalil dari Assunnah di antaranya adalah:


Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِيْقَاتِ -وَمِنْهَا- أَكْلَ الرِّبَا

Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan –di antaranya– memakan riba.” (Muttafaqun ‘alaih)

Hadits Abu Juhaifah radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari:

لَعَنَ اللهُ آكِلَ الرِّبَا

Semoga Allah melaknat pemakan riba.”(HR. Al-Bukhari)

Sekilas,riba yang dikemas dalam bentuk yang sangat indah,sehingga menyamarkan dari hakekat sebuah riba tersebut,memang tampak menjanjikan dan mampu untuk memutar roda perekonomian sebuah keluarga,perusahaan maupun sebuah negara sekalipun.
Lihat saja,meskipun telah datang dalil diharamkannya riba dari system bank di Indonesia pada khususnya,tetap saja bank menjadi prioritas utama dan 'banker' sebuah badan maupun yayasan bahkan sebuah negara sekalipun.

Di Indonesia saat ini,hampir semua perusahaan menggunakan bank sebagai media penyimpanan maupun penanaman modal dalam usahanya.Bahkan kita tidak peduli lagi apa dan digunakan untuk siapa uang yang kita simpan dalam sebuah bank,yang penting uang aman dan dapat bunga pula.
System seperti ini,tidak dibenarkan dalam Islam,berarti menyimpan uang di bank sama dengan makan harta riba?
Benar,bahkan mulai yang mencatat (karyawan),mengamankan (security),dan yang bekerja sama didalamnya dapat terancam dosa yakni,riba karena bekerja sama dalam kemaksiatan kecuali bagi mereka yang memang belum mengetahuinya.

Dan ketahuilah saudaraku,meskipun satu tahun kedepan,dua tahun kedepan,sepuluh tahun kedepan,hasil dari kerja sama dengan badan yang bersystem riba didalamnya seperti bank dapat memutar perekonomian kita dan sukses,pada waktunya nanti,harta yang kita usahakan tersebut pasti tidak akan membawa pada keberkahan melainkan menjadi musibah,di dunia dan diakhirat.

Banyak saudara-saudara kita yang Allah subhanahu wa ta'ala sudah tegur dan saya kira sudah cukup untuk memberikan kita sebuah pelajaran,sebuah contoh kisah nyata dari seorang direktur sebuah bank,yang hampir seluruh hidupnya diabdikan pada sebuah bank,pada saat meninggalnya Allah berikan penyakit yang mana dari penyakit tersebut menghabiskan hampir seluruh harta miliknya.
Alhamdulillah,Allah subhanahu wa ta'ala mengurangi dosa-dosanya selama ia sekarat di dunia (sakit adalah menggugurkan dosa bagi mereka yang sabar),bukankah akan lebih rugi dan celaka apabila dosa itu kita bawa sampai kita menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala kelak.

Contoh lagi kesengsaraan akibat riba yang masih kita rasakan,adalah krisis moneter di jaman orde baru.Tawaran IMF sebuah organisasi yang dibentuk untuk menstabilkan bank dunia (central) yang akan memberikan pinjaman kepada negeri tercinta saat itu,system apa yang digunakan?
Benar,riba.


Bahkan dari banyaknya pinjaman tersebut,Indonesia saat itu harus bekerja ekstra hanya untuk membayar cicilan bunganya saja.Dan survey yang telah dilakukan dari banyaknya negara yang menerima tawaran IMF sebagaian besar dari negara tersebut tidak mengalami perekonomian yang lebih baik justru sebaliknya perekonomian yang terombang-ambing,yang kapan saja siap diterkam oleh para pemodal asing.

Katakanlah,tidaklah mungkin pihak IMF memiliki 'trik' tersembunyi sehingga mau mengucurkan dana hingga jutaan dollar tanpa ada pamrih.Benar saja,dari pinjaman yang akan dapat diterima Indonesia,ada syarat yang harus dipenuhi,yakni IMF meminta Indonesia membuka pasar bebas,sehingga para investor asing 'halal' dalam menanam modal di Indonesia.Dan apa yang terjadi? Benar,para investor asing pun menguasai pasar di Indonesia yang mana akibat dari permasalahan ini menyangkut kesejahteraan warga negara tersebut.

Bukankah Islam melarang system perdagangan (bisnis) seperti ini?

Banyak pakar ekonomi di Indonesia,baik laki-laki maupun perempuan,tapi menurut saya,dari banyaknya pakar ekonom di negeri ini,lebih banyak pakar ribawinya daripada para pakar ekonomi yang 'sehat'.Demikian pula sebutan 'sarjana ekonomi' yang sering kita dengar,semoga saja bukan 'sarjana ribawi' ya.
Islam menghalalkan jual beli,dan mengharamkan sebuah riba,namun jual beli yang dihalalkannya pun harus sesuai dengan syari'at yang syar'i.
Islam mengajarkan kemudahan dalam dunia bisnis,dalam bahasa sehari-hari 'pinjaman sekian harus dikembalikan juga sekian,tak kurang juga tak lebih'.

Ancaman dosa dari sebuah riba,termasuk ancaman yang sangat berat dan merupakan dosa yang besar,bahkan ancaman riba ini termasuk dalam dosa besar yang Allah subhanahu wa ta'ala jelaskan dalam Al-Qur'an secara rinci.Hal ini menunjukkan betapa bahayanya sebuah praktek riba.

Fenomena Riba sebuah Bank,Yayasan,Koperasi,dll - Jika kita melihat sekala kecil seperti koperasi yang dibentuk dalam lingkungan masyarakat kita pada umumnya,jika praktek riba ini masih dilestarikan,tunggu kebinasaan itu akan datang.Na'dzubillah.
Semoga kita menjadi golongan hamba-hamba yang senantiasa takut,taqwa yang dijauhkan dari berbagai praktek bid'ah dan ribawi dan semoga pula kita termasuk hamba-hamba yang beruntung dunia dan akhirat dan kelak mati dalam keadaan khusnul khatimah.Amiin.

baca selengkapnya » Fenomena Riba sebuah Bank,Yayasan,Koperasi,dll

Saya Prihatin Dengan Khutbah Shalat Jumat,Hari Jumat Minggu Ini


Dengan perasaan yang sangat menyesal sekaligus kecewa izinkan saya untuk sedikit menuangkan curahan hati yang sebenarnya adalah sebuah beban mental bagi saya sendiri meskipun hal ini sudah saya sering temui dalam setiap khutbah dalam shalat jumat yang lain pula.
Beberapa waktu lalu saat mendengarkan khutbah jumat disebuah masjid di bagian selatan Jakarta,saya sangat prihatin dan sangat menyesalkan apa yang telah disampaikan oleh sang khatib.

Diantara topik dan tema yang dibawakan adalah 'Mengenal dan Mewujudkan Al-Qur'an',tujuan khatib waktu itu yang bisa saya tangkap adalah ajakan untuk memahami Al-Qur'an bukan sekedar dapat melantunkan namun juga dapat mengamalkannya.

Namun yang sangat saya sayangkan adalah dari yang beliau sampaikan sangat bertolak belakang dengan Al-Qur'an.Hal ini saya ketahui dari cara beliau menyikapi masalah jenggot,cadar dan celana cingkrang.

  • Mengapa saya didalam blog ini banyak menyinggung masalah jengot,cadar dan celana ngatung ?
  • Apakah agama ini diturunkan hanya untuk hal seperti ini saja?
  • Apakah jenggot,cadar dan celana ngatung menjadi ukuran masuk surga dan tidaknya seorang hamba?


Saudaraku,coba satu menit ini,kita renungkan bersama..

Beriman dan percayakah saudara,bahwa Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam 'memerintahkan' kita untuk menyelisihi orang-orang nashara dan majusi untuk 'memelihara jenggot dan memotong kumis'?

Beriman dan percayakah saudara,bahwa Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam 'menyampaikan' bahwa 'apa-apa yang dibawah mata kaki (isbal) tempatnya di neraka'?

Beriman dan percayakah saudara,bahwa Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam 'bersabda' bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan mengajak bicara orang-orang yang musbil (pelaku isbal) di hari kiamat kelak?

Beriman dan percayakah saudara,bahwa Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam 'bersabda' bahwa wanita itu adalah aurat sehingga sebaik-baiknya hijab bagi wanita adalah tinggal dirumahnya?


Saudaraku..Apakah mata hati kita telah buta?
Ketahuilah,bahwa 'perintah' dalam kata 'memerintahkan' disini adalah suatu kewajiban.

Bagaimana ada seseorang mengajak kita untuk mengamalkan Al-Qur'an,sedangkan kita tahu dalam Al-Qur'an memerintahkan kita untuk mengikuti Al-Qur'an dan sunnah Rasulalloh,sedang dia (khatib) menafikan (mengingkari) kewajiban yang diperintahkan oleh Rasulalloh diantaranya kewajiban memelihara jenggot dan tidak isbal.

Memang beliau (khatib) tidak mengingkari secara mutlak dan terang-terangan,namun yang beliau sampaikan adalah bahwa jenggot,cadar dan celana cingkrang bukan substansi (ukuran) dalam kewajiban beragama Islam ini.

Memang seperti apa yang beliau (khatib) sampaikan waktu itu? antara lain beliau mengatakan;

'bukan substansi Islam harus berjenggot panjang,bukan substansi Islam harus bercadar,dan bukan substansi Islam harus bercelana cingkrang'

'saat kita bicara dengan sesama muslim kita berbicara masalah dunia dan akhirat sedang jika bicara dengan orang kafir kita bicara masalah duniawi'

'Islam itu rahmat lil 'alamin,jika kita tidak mengikuti teknologi Islam akan tertinggal jauh'

'disana ada kelompok Islam yang selalu merasa paling benar dan merasa paling masuk surga'

'surga dan neraka adalah hak Allah,mari kita beramal dan biarkan Allah yang menilai amal kita'

'jika kita tidak belajar,kita akan tertinggal dalam ilmu politik'


Saudaraku..
Sudah sejauh itulah syetan telah menggoda akidah dan iman kita.

Itulah beberapa point yang saya tangkap sebagai point yang 'negativ' dalam menyikapi Islam.Mengapa saya sangat sesalkan,sedang ada jutaan bahkan milyaran mungkin manusia yang berfikir sama demikian?

Yang saya sangat sayangkan,yang saya sesalkan adalah karena beliau ini adalah tokoh masyarakat,panutan masyarakat,seorang khatib yang sangat berpengaruh kepada khalayak demi menunjangnya jaya-nya Islam ini,yang juga seharusnya menyampaikan mana yang haq dan mana yang baatil.

Tidak fahamkah kita? jangan pernah saudaraku,beranggapan bahwa amal baik kita yang akan menyebabkan kita masuk surga,jika demikian itu tidaklah adil.Karena amal kita jika dibandingkan dengan surga Allah itu sekali kali bukanlah sebuah tandingan.

Surga adalah hak Allah,seseorang masuk surga atau tidak adalah Rahmat Allah,kendati demikian JANJI yang ALLAH berikan kepada kita adalah SURGA bagi hamba-hamba yang senantiasa mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah RasulNya secara kaffah,termasuk salah satunya adalah menjalankan kewajiban untuk memelihara jenggot dan tidak isbal dan sudah pasti diluar hal tersebut adalah haram,karena 'perintah adalah kewajiban' kecuali jika ada udzur dan nash yang menjelaskan bolehnya seperti tidak tumbuh jenggot dan lain sebagainya.

Saudaraku..
Akankah Allah mengingkari janjiNya?
Allah memang maha mengetahui,maha menilai apa-apa yang telah kita amalkan bahkan Allah lebih mengetahui hamba-hamba yang senantiasa iklas dalam mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah dan maha menerima amal yang Allah ridhai.

Perintah dalam beribadah adalah dari Allah,dan Allah akan menerima amal yang sesuai dengan apa yang Allah ridhai,dan semua itu sudah sempurna dalam Islam yang disampaikan melalui Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam,bukan amalan dari ibadah-ibadah baru yang tak sedikit yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan sunnah,bahkan amalan-amalan baru dari ibadah-ibadah yang termasuk dalam bid'ah yang jelas-jelas Allah haramkan melalui apa yang disabdakan Rasulalloh Muhammad Salallahu'alaihiwassalam.

Islam memang tidak hanya mengatur seseorang untuk 'jenggotan' saja,tapi 'jenggotan' adalah bukti keimanan dari mematuhi peraturan Islam bagi mereka yang ikhlas mengamalkannya karena Allah.

Islam tidak melarang seseorang untuk kaya,menuntut ilmu dunia seperti science,dagang,teknologi,politik syar'i,dan lain-lain.Jadi anggapan jika kita menjalankan Islam secara kaffah (keseluruhan) kita akan 'tertinggal jauh teknologi,ilmu dunia dan bernegara',adalah jelas sebuah anggapan yang salah besar.

Demikian pula anggapan dan pandangan beliau terkait hubungan Islam yang kaffah dalam berpolitik,Politik?
Akankah kita terjun kedalam dunia politik yang mana asas politik mereka sekarang adalah mengubah dari yang haq menjadi baatil dan dari yang baatil menjadi haq? Bukankah yang akan dipertanggungjawabkan kelak sebagai seorang pemimpin itu adalah sangatlah besar di hari kiamat nanti?

Suadaraku..
Marilah kita meminta ampunan dan memohon agar kita dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah hamba yang senantiasa taqwa,takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dijadikan seorang hamba yang senantiasa iklas dalam beramal dan beribadah sehingga kita menjadi dan termasuk golongan hamba-hamba yang beruntung.

baca selengkapnya » Saya Prihatin Dengan Khutbah Shalat Jumat,Hari Jumat Minggu Ini