
Islam bukan sebuah trend,gaya hidup maupun sekedar pengakuan,namun Islam adalah sebuah pedoman hidup berdasarkan syari'at yang benar.
Disini kita akan mencoba mengemukakan beberapa khilafiyyah (perbedaan) dalam menyingkapi pemahaman yang beraneka ragam mengenai Islam dalam manhaj salafiyyah,diantaranya:
- Adab Dalam Menyampaikan Dakwah,Perlukah?
- Islam Akan Jaya Di Atas Manhaj yang Benar
- Apakah Salafy Selalu Merasa Paling Benar?
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya kita memang hanyalah mahluk lemah dan miskin serta tak memiliki daya sekecil atompun.
Sekecil apapun hal yang dapat kita lakukan dan yang kita miliki adalah semata-mata karena izin Allah Subhanahu wa Ta'ala,oleh karenanya sudah kewajiban kita untuk bersyukur dan rendah diri dihadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dakwah salafy adalah hal penting dalam mendukung tersebarnya ajaran Islam yang kaffah dan murni,kita sampaikan meski itu pahit tentu berdasarkan ilmu yang disertai dengan akhlak yang susai syar'i. Akhlak dan syari'at yang benar adalah inti dari sebuah kepribadian yang lurus,semata-mata mengharapkan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam adalah manusia yang berakhlak paling mulia di muka bumi ini,namun saat syari'at dilanggar syri'at tetap sebuah syari'at.
Pernahkah pembaca mendengar kisah tentang seorang perempuan yang menghadap Beliau (Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam ) lalu ia mengakui bahwa ia telah berzina? Apa yang Beliau Rasulalloh perintahkan?
Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,dengan wajah Beliau yang memerah karena sedih dan malu atas apa yang telah menimpa perempuan tersebut,dengan akhlak yang sangat mulia Beliau menyuruh perempuan tersebut untuk melahirkan dahulu anak dari perzinahan itu,.
Setelah anak dari hasil zina itu lahir,perempuan itupun kembali menghadap Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam untuk menerima hukuman dari perbuatan dosanya,namun Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam dengan akhlak mulianya,masih menyuruh perempuan tersebut untuk menyusuinya dahulu hingga anak tersebut mulai bisa berjalan.
Setelah beberapa waktu lamanya,perempuan itu kembali menghadap Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam.Namun,untuk kesekian kalinya Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam masih memerintahkan wanita itu untuk kembali hingga anak hasil zina tersebut kelak sudah dapat memakan makanannya sendiri.
Hingga waktu itu tiba,akhirnya Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam menjalankan syari'at Islam yakni merajam perempuan itu hingga terjemputnya ajal,dan ketahuilah saudaraku,kata nabi,nilai pahala tobatnya perempuan tersebut adalah lebih besar meskipun dibandingkan dengan seluruh tobatnya penduduk kota waktu itu.
Bagaimana menurut anda saudaraku,jika para ulama salaf dalam memahami suatu hadits telah shahih dari Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,sesuai dengan fitrah manusia,kemudian kita disyari'atkan untuk menyampaikan kepada yang belum mengetahuinya,apakah hal seperti ini merupakan kesalahan? apakah lantas bahwa salafy merasa paling benar?tentu tidak akhi.
Hati kita tentu takkan menolak manhaj salaf dan fitrah diri kita jika kita benar-benar mengenal hakikat kita dalam hidup,untuk apa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita?bukankah hanya untuk menyembahNya?ya,itulah hakikat hidup,kita dan jin diciptakan hanya diperintahkan untuk menyembahNya dan hidup sesuai dengan apa yang ditetapkanNya.
Adab dalam dakwah salafy memerlukan ilmu,memahami syari'at dan memiliki akhlak yang terpuji.
Dakwah bukan media perdebatan,tapi dakwah membawa pada ketenangan hati,mempererat silaturahmi,membela agama Allah dan semata-mata hanya ridho Allah yang kita harapkan tanpa berbalut praktek syirik dan bid'ah.
Jika suatu dakwah semata-mata mengaharapkan ridho Allah dan ikhlas,Insya Allah kita akan terhindar dari amarah dan egoism seperti tersebut diatas,karena yang kita harapkan adalah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita harus berusaha mencontoh cara dakwah Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam yang memiliki akhlak sangat mulia,lemah lembut kepada sesama,tidak membedakan seseorang itu dari nashara maupun yahudi.
Bahkan pernah Beliau Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam kepada seorang yahudi,memijat yahudi tersebut,yang ternyata buta matanya sedang ia (yahhudi) justru menghina dan menjelek-jelekkan Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,dia tidak mengetahui bahwa yang memijatnya saat itu adalah Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam.
Ada pula suatu kisah yang menceritakan bahwa Beliau Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam pernah setiap pagi pergi ke pasar hanya untuk mengunyahkan korma dari seorang yahudi,ini memberitahukan kepada kita betapa mulianya akhlak beliau,tapi apakah lantas beliau berhenti dalam mendakwahkan Islam?
Semoga kita terhindar dari berbagai penyakit hati tersebut yang justru akan mencelakakan diri kita nanti.
Tapi mengapa banyak saudara kita di palestina misalnya terpecah belah,terjajah dan mana bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dijanjikan?
Mengapa banyak kaum muslimin yang bunuh diri baik karena himpitan ekonomi maupun bermodus jihad? Mengapa banyak para kaum muslimin yang pesimis dengan bantuan Allah lalu mereka menghalalkan segala cara meskipun harus melanggar syari'at agama?
Apakah kita kira mereka berjuang tanpa bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Islam ini akan jaya saat berjalan diatas manhaj yang haq,bebas dari berbagai macam bid'ah,kesyirikan,thaghut dan khurofat serta mencoba selalu bersatu atas nama Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maka yakin dan percayalah bantuan Allah akan memenangkan kita dari segi apapun dan dari segala bidang aspek dalam kehidupan ini,baik itu karena himpitan ekonomi,sosialisasi,keluarga maupun didalam menjadi warga suatu negara.
Seperti contoh hadits shahih tentang memelihara jenggot dan hadits sahih tentang dilarangnya isbal(pakaian laki2 yang menjulur hingga melewati mata kaki),kita lihat - apakah kedua hadits tersebut palsu,lemah?
Sama sekali TIDAK,bahkan semua ulama baik imam yang empat tak ada khilafiyyah masalah ini,tapi lihatlah saudaraku,sebuah dalil meskipun itu sudah terbukti shahih,baik dan kuat masih saja kini lambat laun telah dirubah oleh orang-orang yang nafsunya tak ingin dibatasi.